BAPER! Kumpulan Puisi Romantis Rangkaian Kata Kata si Roman Picisan

  • Whatsapp

Puisi Roman Picisan – Roman Picisan The Series merupakan sebuah sinetron karya Didi Ardiansyah yang terinspirasi dari novel legendaris Roman Picisan karya Eddy D. Iskandar.

Rompis sangat erat kaitannya dengan kisah cinta anak SMA jaman now dengan konflik yang anti mainstream. Cerita semakin seru dengan adanya konflik antara aktor muda dalam sinetron ini yang diperankan oleh Arbani Yasiz (Roman Arbani), Umay Shahab (Samuel), Rayn Wijaya (Devon), Adinda Azani (Wulandari).

Read More

Adapun karakter yang mereka perankan antara lain yang pertama Wulandari wanita pintar yang jago matematika, ceria dan sangat menyayangi keluarga tapi seketika bisa menjadi jutek dan galak saat bertemu dengan Roman Arbani si cowok ganteng yang cool penunggang motor trail kawasaki yang bisa membuat semua wanita baper dengan kemampuan sastranya membuat puisi romantis.

Puisi roman picisan, kata kata cintas

Sinetron ini menjadi semakin menarik ketika sahabat dari Roman yaitu Samuel dan musuh bebuyutannya Devon sama-sama ingin mendapatkan perhatian Wulandari.

Samuel dan Devon adalah anak orang kaya yang dibuktikan dengan mobil Jeep kuning dan Mercedes Benz sebagai kendaraan sehari-harinya.

Agak berbeda dengan Roman, mereka berdua memiliki karakter yang lebih ambisius dan posesif yang justru malah membuat Wulandari tidak nyaman untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan mereka.

Baca juga: Puisi Roman Picisan Setelah Lebaran

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Tanpa memikirkan rumitnya rumus fisika dan sulitnya perhitungan ekonomi.” – Roman Picisan

“Jangan tanya sedang apa aku hari ini, karena yang kulakukan selalu sama. Sedang mencintaimu. Sedang mengharapkanmu. Setiap hari.” – Roman Picisan

“Aku dan jenuhku, bersama membisu.

Terlalu jauh untuk meraih, bintang yang sedang ku tatap.

Aku dan senyumku, mengikuti diam dan termenung meratap mimpi,

yang kini hilang dalam sekejap” – Roman Picisan

“Aku dan kamu ibarat senja dan malam, saling berdampingan namun tak dapat bersatu” – Roman Picisan

“Aku dan kau bagaikan laut dan pantai..

seperti api dan bara yang meninggalkan debu,,

menyatu seperti sinar mentari menyentuh embun pagi..

menjadikannya tetesan air sebening kristal” – Roman Picisan

“Kamu adalah ketidak pastian yang kuperjuangkan” – Roman Picisan

“Kata orang di Utara, mawar itu indah. Aku diam.

Kata orang di Selatan, krisantemum lebih indah. Aku diam.

Kata orang di Timur, melati paling indah. Aku diam.

Orang di Utara, Selatan, dan Timur diam.

Aku bilang, Wulandari yang terindah.” – Roman Picisan

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan, Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” – Roman Picisan

“Di penghujung hari yang hampir hilang.

Ku tetap menggenggam rasaku.

Tanpa memiliki kesimpulan tentang rasamu.

Hanya mampu ratapi rasaku.

Dan mendoakan munculnya rasamu.” – Roman Picisan

“Kupikir benci. Ternyata ku peduli. Ku rasa dendam. Ternyata rasa terpendam. Apa ini cinta?” – Roman Picisan

“Kupikir pisau itu tajam

tapi perkataanmu lebih menghujam

Kupikir bangkai itu busuk

tapi penolakanmu lebih menusuk” – Roman Picisan

“Cintaku tak harus miliki dirimu, meski perih mengiris-iris segala janji” – Roman Picisan

“Cinta kau datang tanpa dikira,

kau pergi tanpa menyapa..

Cinta kau itu indahkan dunia,

tapi kau tak lupa menabur luka..

Cinta, aku mohon padamu

jangan datang untuk pergi

jangan berbahagia lalu menyakiti..” – Roman Picisan

“Perempuan itu bernama Wulandari,

Bulan purnama artinya..bahkan bidadari..

Tapi dimataku..Wulandari adalah bahaya..

Bahkan harus dihindari” – Roman Picisan

“Kata orang benda termahalmu adalah waktu

Karna hanya sekali tak bisa diputar kembali

Jadi..kuberterima kasih kepada Wulandari

Untuk terbuangnya waktu yang takkan kembali” – Roman Picisan

“Di penghujung hari yang hampir hilang

Ku tetap menggenggam rasaku

Tanpa memiliki kesimpulan tentang rasamu

Hanya mampu ratapi rasaku

Dan mendo’akan munculnya rasamu” – Roman Picisan

“Kata orang cinta itu buta

tapi kenapa aku tetap bisa memandangi keindahanmu

Kata orang cinta tak ada logika

Tapi kenapa pikiranku teratur

menyimpan senyumu

Kata orang cinta itu menyakitkan

Tapi kenapa aku tetap bertahan” – Roman Picisan

“Kamu adalah kebenaran yang harus kuingkari

Kamu adalah keindahan yang tak mampu kunikmati

Kamu adalah keindahan yang hadir lewat mimpi” – Roman Picisan

“Berat bibir ini terucap

Perih mata ini menatap

Menjelang hadirnya perpisahan

Perpisahan bagiku derita

Memenjarakan kenangan

Menaburkan luka

Tapi perpisahan punya janji

Pasti akan bertemu lagi

Selama bukan perpisahan abadi” – Roman Picisan

“Ketika kita menghadapi kesulitan

Dan kita tidak menyerah

Itulah kekuatan kita” – Roman Picisan

“Apakah kamu tahu

saat aku bilang

aku benci kamu

hatiku menjerit tak setuju

Apakah kamu tahu

saat aku bilang

aku rela melepasmu

itu kebohongan terburuk” – Roman Picisan

“Ya Allah, mungkin aku bukan orang baik

Tapi aku percaya kau pasti mendengarkan do’aku ini

Ya Allah, sembuhkanlah semua luka dan sakit pada Wulandari

Dan jagalah dia sebaik-baiknya malam ini

karena aku tidak mampu melakukannya. Aamiin” – Roman Picisan

“Sebulan berlalu…

Dan aku hanya bisa menggenggam rindu,,,

Berharap mampu lupakan..

Tanpa perlu mengingat senyummu..” – Roman Picisan


“Kupikir sudah lupa,

Ternyata rasa itu masih ada.

Mungkin hanya Wulan

yang mampu merusak move on sebulan!” – Roman Picisan

“Waktu,

Bukankah dia percaya sebagai pengobat luka?

Tapi kenapa kini dia hadir sebagai pengingat lara” – Roman Picisan

“Ini kesimpulan tentang hatiku..

Tentang rasa yang bergitu hebat

Tentang rindu yang menggeliat

Tentang dirimu, yang semakin berat untuk kupikat..” – Roman Picisan

“Tentang rindu yang mengusik

Biarlah ini jadi tanggung jawabku

Pagi biarkan memburu senja..

Senja biarkan merangkul malam

Karena waktu takkan mampu menyapu rinduku

Tapi kamu…

Kamu adalah tujuan akhir rinduku berlabuh..” – Roman Picisan

“Saat aku lelah, Kuminta rindu Untuk pergi..

Tapi rindu, sudah tersesat, dalam labirin..

Hati..

Bersemayam abadi, agar aku terus teringat semuanya

Tentang kamu…” – Roman Picisan

“Kepercayaan itu ibarat kata sebuah kaca

Saat kaca itu pecah,

Pecahan kaca itu pun menjadi tajam

Kepercayaan gue sama lo

Sekarang udah pecah..

Sekarang gua adalah pecahan kaca yang tajam itu

Jadi lebih baik, lo jaga jarak dari gue

Karena gue bisa aja melukai lo” – Roman Picisan


Update 7 maret 2017

“Adakah rasa yang lebih menyakitkan,

Dari hilangnya hak untuk menyapamu,

Adakah rindu yang lebih menyesakan,

Dari sirnahnya kebersamaan kita..” – Roman Picisan

“Tenang lah jiwaku,

Jangan bersedih

Tulus lah seperti

Hujan dimalam hari

Yang tidak bisa

Menampilkan pelangi” – Roman Picisan

Baper 8 Maret 2017

“Kalau cinta sungguh mencinta,

Dia tidak meminta..

Kalau cinta sungguh berharga,

Dia tidak memaksa..

Senyumanmu adalah harapanku..

Bahagiamu adalah segalaku..

Meskipun senyuman dan bahagiamu..

Tanpa aku..” – Roman Picisan

Baper 9 Maret 2017

“Saat seseorang sudah berikan rasa nyaman

Mengusirnya sangat menyulitkan

Menggantinya hanyalah sebuah

kemustahilan” – Roman Picisan

“Taukah kamu…

Saat temaram hatiku terang

oleh senyumu

Aku serahkan rinduku untukmu

Saat gerimis senja hilang

oleh pelangi di matamu

Aku titipkan harapanku padamu

Tetaplah menjadi rembulan

Di atas langit itu

Agar aku selalu menatapmu” – Roman Picisan

“Inilah aku…

Seorang pujangga yang ingin

Menjadi penjuang cinta

Aku merangkai asa dengan keterbatasanku

Berharap ..

miliki hitungan detik yang singkat ini

Untuk selalu bersamamu..” – Roman Picisan

Baper 10 Maret 2017

“Kamu yang manis

namun perlahan mengikis

Kamu berjanji menjaga

namun perlahan menabur jelaga

Ku tak perlu semua indah

Ku tak menginginkan bahagia

Hanya satu kupinta

apapun yang terjadi

Kau tetap ada” – Roman Picisan<

“Aku disini…

Dan kau di seberang jalan itu,

Ada lampu merah di tengah kita,

Menjadi pembatas tanpa jeda

Lampu merah…

Berubahlah menjadi hijau,

Agar tidak ada lagi yang menghalau.” – Roman Picisan

“Cinta itu butuh waktu..

Tidak pernah datang..

lebih dahulu…

Atau bahkan terlambat..

Datang..

Cinta selalu menyapa..

Pada saat yang..

Tepat..”- Roman Picisan


Baper 11 maret 2017

“Seseorang berkata,

ada satu cara membuat

wanita jatuh cinta…

yaitu buatlah dia tertawa..

Namun ku tak pernah bisa

karena..

saat dia tertawa,

Justru diriku yang semakin cinta” – Roman Picisan

“Saat malam datang tanpa hadirnya bintang

kau datang berikanku cahaya

saat angin semilir tak menyejukan hatiku

kau hadir membawa kesejukan

lewat senyumu..

Ijinkan hasratku

bersandar dihatimu

agar rasa ini

bisa memberi kehangatan

di dalam hatimu” – Roman Picisan

Baper 13 Maret 2017

“Orang bilang..

Hati butuh seseorang tuk berlabuh..

Aku tak setuju..

Karena berlabuh bisa berlayar lagi

Dan meninggalkan luka hati..

hatiku butuh tempat perhentian abadi

tanpa mencari lagi..

aku berharap..

itu ada pada wulandari” – Roman Picisan

“Ada banyak panggilanmu

bunda, mama, atau ibu

Satu yang pasti, panggilan itu lebih mulia daripada ratu

Kau relakan tubuhmu, sebagai pintu masuk kami ke dunia ini

Kau hancurkan egomu, demi hadirkan tawa

Dibalik derai tangis kami, kau adalah pelangi dalam jiwaku

Kau lah kehangatan, disaat aku lelap dalam pangkuanmu” – Roman Picisan


“Harta paling berharga adalah waktu

Warisan paling tak ternilai adalah kesetiaan

Jika keduanya, kudapat darimu

Ku tak inginkan lagi semua yang semu..” – Roman Picisan

Baper 14 Maret 2017

“Melepasmu, bukan keinginanku..

Tetapi ditetapkan menjadi takdir..

Menjadi tegar bukan pilihanku..

Tapi, itu menjadi satu-satunya jalan keluar..”- Roman Picisan

Baper 15 Maret 2017

“Cinta..tidak pernah salah

Namun cinta..tak selalu indah

Cinta tak pernah menyiksa

Dia hanya menguji rasa

Cinta..tak akan pergi

Jika hasrat ingin bersama

Selalu kembali” – Roman Picisan

“Perempuan itu..

Bernama Wulandari

Bulan purnama artinya

Bahkan bidadari

Pesonanya..

membawa warna indah dalam pandanganku

Senyumannya..

Menyerap udara di sekelilingku” – Roman Picisan


Baper 16 Maret 2017

“Matamu memikat..

Tawamu mengikat..

Bohong jika aku tak terpikat..

Tapi dayaku..

Sebatas pandang..

Tanpa hak memiliki..

Tanpa rasa kuasa menyayangi..” – Roman Picisan

“Keindahan ini bernama Wulandari

yang mengalirkan hangat, dalam setiap aliran rinduku

Kenyamanan ini masih tentang Wulandari

yang selalu membawaku kepada pengharapan hatiku

Kini aku hanya bisa berucap lirih tentang waktu

andai sang waktu tak pernah berakhir

wulandari..

pasti tetap bersamaku” – Roman Picisan


Baper 17 Maret 2017

“Papa..

Kau membuatku percaya

Kalau cinta itu ada

Dari caramu mencintaiku.

Papa..

Bagiku mama sangat berharga

Tapi sayangku padamu

Juga tak terkira

Papa..

Kau telah bahagiakan aku

Karena itu

Aku pun ingin kau bahagia.

Cerita cinta barumu terukir di tempat ini..

Tapi ku yakin

Bukan melupakan yang telah pergi

Karena..

Kenangan adalah harta yang abadi” – Roman Picisan

Baper 18 Maret 2017

“Ku bohong kalau ku tak rindu

Karena tiap hari kuterbayang

Ayah dan Ibu

Godaan mengintai

Untuk kembali ke kampung halaman

Mengiris tekadku di perantauan

Tapi aku..

Aku tak boleh lemah

Aku tau aku tak boleh kalah

Biarlah lautan rindu ini

Kubalas dengan kebanggaan

Yang akan aku bawa pulang” – Roman Picisan


Baper 19 Maret 2017

“Rindu..

Kau remas hatiku

Saat hasrat ingin bertemu

Tapi terhalang oleh waktu

Waktu..

Jika nanti terobati rinduku

Ku mohon hentikan detikmu

Agar aku bisa bersamanya selalu” – Arbani Yasiz

Baper 20 maret 2017

“Waktu berputar

Namun hatiku

Tak kunjung pintar

Kembali berdarah

Selalu bernanah

Saat menghampiri

Penolakanmu

Setiap tak dapat

Disambutmu..” – Roman Picisan

“Hormat untuk

Sang saka romansaku

Terima kasih pada

Sang Pencipta

Atas Wulandari

Yang kau ciptakan..” – Roman Picisan

“Di hujung musim yang menyisakan dingin

Daun-daun berguguran.

Pohon-pohon bertumbangan

Akar-akar pun berteriak

Tanah pun kering kerontang.

Kemana hujan yang ku rindu

Kemana pula pelangi yang kutunggu

Mungkin memang mereka..

Mereka ingin mati.

Mungkin pula mereka memang tak peduli lagi…

Pada manusia

Yang tak bisa menjaga berkah Ilahi” – Karin


Baper 23 Maret 2017

“Aku melihat cinta di kejauhan..

Indah tatapnya..

Manis senyumnya..

Ku kira..

Dia kan datang..

Nyata nya hanya menaruh angan..

Hatiku diam..

Meratap takdir yang ku genggam.

Ku tenun harapan..

Tapi Tuhan yang punya ketentuan.”

“Matamu terbuka..

Sebelum mentari ada

Langkah mu tegak tercipta

Mengejar impian dunia.

Uang..

Bagimu yang utama

Waktu..

Hanya bagi dia semata

Keluarga..

itu nomor dua

Persahabatan..

Sudah tiada artinya.

Namun apa yang kau dapat kawan

Hanyalah aroma kehampaan

Rasa puas tak kunjung datang

Dan harimu berakhir

Karena takdir Tuhan.

Dikelilingi sahabat dan keluarga

Mereka menangisi kepergianmu

bukan uangmu”

Baper 24 Maret 2017

“Roda mesin yang ku naiki ini..

Terus menjauh..

Apa dia kembalipun..

Aku tak tau..

Yang kini ku tau..

Hanya Wulandari..

Yang searang jauh dan ku rindu..

Yang sekarang jauh

Dari tatapan mataku..

Baper 25 Maret 2017

“Biarpun jarak membentang

Mata tak bisa saling memandang..

Ku biarkan kata-kata berkelana

Menembus hati yang jauh

Menghapus..

Semua air mata yang jatuh” – Roman Picisan

“Penyesalanku membuncah tak terbendung

Saat kusadari..

Ku tak mampu membuatmu terlindung

Hati dan jiwaku luluh lantak

Saat kulihat keindahan di hadapanku terkoyak

Andaikan keajaiban tercipta untukku

Ku ingin hadirkan peduliku ke sisimu” – Roman Picisan

Baper 27 Maret 2017

“Bapak..

Kulihat gurat lelah di wajahmu

Membias menyapu senyum di bibirmu

Tapi aku tau

Lelahmu tak memudarkan kasih sayangmu

Mak,

Kaulah pelangi diruang damaiku

Kau hempaskan peluh dengan kasihmu

Agar damai ini selalu hangat bersamaku

Lalu..

Kulihat malaikat kecil yang kusebut adik

Tersenyum membawa damai

Tertawa ceria membawa suka

Bukan harta yang menjadi warisan tak terperih

Namun keluarga yang saling menyayangi” – Roman Picisan


“Rindu..

Kau remas hatiku saat hasrat ingin bertemu

Tapi terhalang oleh waktu

Waktu..

Jika nanti terobati rinduku

Kumohon hentikan detikmu

Agar aku bisa selamanya selalu”- Roman Picisan

“Pelangi itu, kini bisa kulihat lagi warnanya

senyum itu, kini bisa kurasakan lagi manisnya

Bidadari itu, masih tetap sama indahnya

Masih tetap sama namanya masih tetap

Wulandari yang ku puja” – Roman Picisan


Baper 28 Maret 2017

“Ini bukan tentang romansa

Tapi ini tentang arti bersama

Saat tangan terbiasa merangkul

Kini patah karena ego yang terkumpul

Sahabat..

Langkah kita biarlah terus beriringan

Tanpa ada amarah di angan

Jangan biarkan dahan kita patah

Jangan biarkan persahabatan terbelah

Kau lah..

Arti bersama yang sesungguhnya” – Roman Picisan

Baper Episode 36 – 29 Maret 2017

“Malam ini..

Ku tatap jelaga hitam

Menyelimuti hati yang terperosok dalam..

Aku sesak..

Aku tenggelam dalam dendam

Aku teriak..

Dalam amarah dan gigi gemertak

Ku butuh kedamaian..

Untuk meraihku dari ruang hampa yang gelap

Dari dendam yang membuat pengap

Hampiriku wahai ikhlas

Karena ku tak ingin, semakin tergilas” – Roman Picisan


“Cintaku sederhana..

Saat ku lihat bidadariku tersenyum,

Kupastikan dia akan ada di pelukku..

Takkan pernah ku biarkan siapapun merampas

Keindahan pelangi di matanya

Rasaku juga tetap sama..

Biar pelangi itu..

Belum tentu bisa ku genggam..

Tapi ku selalu menatap warna indahnya..” – Roman Picisan

“Hitam menyelimuti langitku,

melahap senjaku

Wahai malam,

Gelapmu sungguh kelam

Membuatku tak mampu terpejam

Wahai bintang gemerlap,

Bersinarlah kerlip-kerlap

Terangi langit itu,

Sinari hatiku” – Roman Picisan


Baper Episode 37 – 30 Maret 2017

“Bulan purnama itu merintih

Bidadariku tertatih

Senyumannya tak bisa kunikmati

Cerianya tak hadir pagi ini

Sembuhlah purnamaku

Sehatlah bidadariku

Karena aku tidak mampu

Melewati satu hari tanpa tawamu” – Roman Picisan

“Kupikir..

Aku sudah membuat semua orang iri

Karena ku terbang bersama bidadari

Khayalku membumbung ke angkasa

Anganku..

Menari melintasi cakrawala

Namun..

Seketika badai menghajar

Meremukan khayalku tanpa ampun

Menghempas anganku bagai lapas

Kini ku terdiam dalam perih

Meratapi bidadari yang tak mampu ku raih” – Roman Picisan


“Ya Allah

Hamba tak punya hak untuk meminta kepadamu

Agar semua permasalahan ini pergi dari hamba

Tapi hamba mohon kepadamu ya Allah

Berikanlah kekuatan dan kesabaran

Agar hamba bisa menjalani ini semua

Dan buatlah hamba percaya

Akan ada rencanamu yang indah di balik semua ini” – Roman Picisan

Baper Episode 38 (31 Maret 2017)

“Cintaku sederhana

Hanya ingin disisi Wulandari

Menjaga bulan purnamaku tanpa henti

Melindungi bidadariku tanpa terganti

Namun..

Takdir memaksa cinta ini menjadi kering

Hanya sebagai hiasan dinding

Karena dianggap tak pantas bersanding” – Roman Picisan

“Ku ingin terbang

Ke langit itu

Menggapai bintang nan cemerlang

Tuk ku persembahkan pada bapakku

Ku mau menyelami samudera

Mendapatkan mutiara nan berkilau

Untuk ku mahkotakan pada mamakku

Namun..

yang kudapat hanyalah pecahan kaca

Yang merobek harapan bapak menjadi luka

Yang menghancurkan mimpi mamak” – Roman Picisan

Lihat juga: Tutorial Membangun Bisnis Online Dengan Pondasi Yang Tepat

Baper Episode 39 (1 April 2017)

“Jantungku bergetar hebat

Setiap khawatirkanmu

Nadiku bergetar kuat

Setiap ku tahu kau terluka

Harusnya kau tahu

Aku bukan dewa

Aku tak selalu mampu menjaga

Namun tak sanggup bila kau celaka” – Roman Picisan

“Mataku menolak tak untuk percaya

Memaksaku melihat kau

Terbaring tak berdaya

Ku menangis pilu

Saat ku tau

Dia yang mampu jagai dirimu

Wajahku seperti tertampar

Egoku menggelepar

Karna ku tak berguna

Karna ku tak menjadi pahlawanmu” – Roman Picisan

“Ingin ku remehkan cemburuku

Tapi ku tak mampu

Karna hitamnya menutup relungku

Haruskah ku kasihani cintaku

yang kini terluka karna sembilu

Dadaku sesak

Nalarku terisak

Saat aku mulai tertatih

Pada cinta yang semakin perih” – Roman Picisan


Baper Episode 40 (3 April 2017)

“Aku percaya..

Persahabatan ini

Telah dewasa pada akhirnya

Dia memberi nyaman dengan tawa

Dia bahagia dengan kebersamaan

Dia tulus dengan pengorbanan

Persahabatan ini tak selalu saling memuji

Tidak juga ada niat untuk menyakiti” – Roman Picisan

Baper Episode 41 (4 april 2017)

“Bulan purnamaku

Kenapa harus ku lihat kau tak

Bersinar cemerlang

Bidadariku,

Kenapa harus air itu basahi

Wajahmu yang jelita

Taukah kamu..

Hatiku merintih

Saat kulihat kau bersedih”

Taukah kamu,

Jiwaku merontah

Untuk selalu membuatmu tertawa” – Roman Picisan

“Kalau tidak ada rasa

Mana mungkin hati ini bergetar

Setiap menatapmu..

Kalau tidak ada cinta

Pasti hatiku tak peduli

Melihat tangismu..

Ya Tuhan..

Kalau cinta ku benar sederhana

Kenapa harus ada rasa yang rumit ini..” – Roman Picisan

Baper Episode 42 (5 April 2017)

“Lagi-lagi aku salah

Ku kira hari ini sudah cukup

Namun perjuanganku untukmu

Masih terus berlanjut

Kukira aku harus menjauh

Namun didekatmu

Selalu menjadi tugasku

Kuharap aku akan selalu salah

Sesalah saat aku mengira

Kau bukan jodohku” – Roman Picisan

“Sekarang..

Aku baru paham kecantikan bidadari

Setelah melihat kau didepan mata

Sekarang..

Ku mengerti keindahan bulan purnama

Setelah menikmati cahayamu ditempat ini

Seandainya ku bisa menawar waktu

Kan ku minta dia tunduk padaku

Tetaplah keindahan itu nyata

Agar aku bisa damai dalam cinta” – Roman Picisan

Baper Episode 43 (6 April 2017)

“Tuhan..

Izinku menari

Karena telah ku sadari..

Rasa ini bukan milik ku sendiri

Tuhan..

Iringi ku bernyanyi

Karena ku kantungi sebuah bukti

Detik ini..

Kuserahkan seluruh hati dan asaku

Hanya kepada satu nama

Namanya Wulandari

Bulan purnama artinya

Bahkan bidadari” – Roman Picisan

“Maafku mungkin tak seberapa

Tapi ku ucapkan

Dengan sepenuh jiwa

Maaf..

Ku sering buatmu kecewa

Buatmu tak percaya

Buatmu tak bisa bedakan

Rasa atau bercanda

Tapi cukup sampai disini kebohongan ini

yang ku ingin..

Cinta kita..

Di ukir mulai dari sini..” – Roman Picisan

Baper Episode 44 (7 April 2017)

“Bidadari itu kini menjadi milikku

Yang Tuhan titipkan untukku jaga

Harus ku pastikan

Dia baik-baik saja

Ku kerahkan segala upaya

Agar dia tak terluka

Karena menatap senyumannya

Membuatku percaya

Kalau semua ini nyata” – Roman Picisan

“Selamat malam bulan purnamaku

Tidur nyenyak bidadariku” – Roman Picisan

“Belantara hidup ini

Begitu indah ku pijak

Disini aku merangkul sahabatku

Dan disana kupeluk bidadari cintaku

Tuhan..

Jangan hadapkan aku

Pada kata memilih

Karena sahabat atau cintaku

Keduanya begitu berarti

Jangan sampai ada yang terlukai” – Roman Picisan

Baper Episode 45 (8 april 2017)

“Sakit diraga ini

Masih bisa kutangani

Tapi kalau hati ini terlukai

Ku hanya bisa mensyukuri

Sesakit apapun kurasa pada badan ini

Semua akan kalah dengan secuil perih di hati” – Roman Picisan

“Inikah sakitnya patah hati

Mengiris perih yang tak terperi

Biarlah sedih ini kunikmati

Dan kujalani pedih ini

Dengan hati” – Roman Picisan

“mencintaimu adalah pilihan

dicintai oleh mu kuanggap anugerah

menyakitimu kujaga dengan segenap upaya

disakiti olehmu kuterima semampu raga” – Roman Picisan

“Saat kulihat matahari terbenam

Munculah bulan yang menawan

Dan bintang yang rupawan

Sinarnya pun indah menyinari dunia

Tapi sinar indah itu kalah oleh seseorang

Seseorang dengan hati dan senyuman bidadari

Seseorang yang membawa cinta yang tulus

Seseorang yang memberikan kasih yang putih

Tuhan..

Akankah bidadari itu tercipta selamanya untukku

Akankah diriku ini selamanya tercipta untuknya” – Roman Picisan

Baper Episode 46 (9 April 2017)

“Tuhan..

apakah ini mimpi

bidadariku tak inginkanku lagi

Tuhan..

Apakah harapanku agar sang purnama

Tak pernah pergi terlalu tinggi

Ku hanya ingin cinta yang sederhana

Ku hanya mau menjaga

Kebersamaan ini selamanya” – Roman Picisan

“Ini bukan sekedar pertolongan

Atau agar di anggap pahlawan

Tapi harus kucoba yakinkan

Hasratku bukan hanya mainan” – Roman Picisan

Baper Episode 47 (10 April 2017)

“Jangan tanyakan siapa aku,

Karena aku akan selalu menjadi

Seseorang yang memujamu

Laki-laki mencintaimu,

Apapun rasamu saat ini

Aku tidak peduli

Karena rasaku yang besar ini

Sudah teruji..” – Roman Picisan

“Kita sepakat mengawali semua ini,

Tapi kau sepihak mengakhiri..

Kita berjanji perjuangkan kebersamaan ini,

Tapi kau menyerah tanpa kusetujui..

Padahal rasa ini milik kita..

Kenapa hanya aku yang tersiksa..

Padahal..

Masih ku ingat ikrar cinta kita

Kenapa sekarang kita

Tak bertegur sapa..” – Roman Picisan


Baper Episode 48 (11 April 2017)

“Wulandari..

Benar aku jatuh hati padamu

Dan ku bahagia karena kau

Masih disisiku

tetap menjadi milikku

Walaupun..

Aku masih belajar menikmati Syahdu rindumu

Jangan pernah meminta janji

Agar kau selalu ku sayangi

Tanggung jawab cintaku adalah nyawa..

Meskipun tak sempurna..

Seperti dewa..” – Roman Picisan

“Bulan purnama hadir di angkasa

Menerangi dunia..

Wulandari hadir di SMA 712,

Membuat duniaku berwarna,

Tidur nyenyak bidadariku..” – Roman Picisan

“Matahari gak perlu ngomong

Kalau dia bersinar

Langit juga gak berisik

Menyatakan kalau dia tinggi

Karena apa..

Karena lo akan tau dengan sendirinya” – Roman Picisan

Baper Episode 49 (12 April 2017)

“Maaf..

Adalah satu kata sederhana

yang melegakan jiwa

Maaf..

Empat huruf biasa

Namun melapangkan hati

Menyinari wajah kami

Memberikan kesempatan

bagi cinta

Untuk tumbuh kembali” – Roman Picisan

“Melihatmu bersusah..

Hatiku resah

Bulan purnama..

Izinkan aku yang jalani susahmu..

Lelah cukup untuk tangan dan kakiku..

Jangan tangan kaki bidadariku..” – Roman Picisan

Baper Episode 50 (13 April 2017)

“Terima kasih Ya Allah

Atas segala nikmat rezeki dan karuniaMu

Ya Allah hamba percaya

Bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan

Semua atas kehendak dan izinMu Ya Allah

Ya Allah..

Ku serahkan semua langkah dalam hidupku padaMu

Tuntunlah hamba ke jalanmu yang benar

Lindungilah hamba dan semua orang yang hamba sayangi

Yaitu mamak, bapak, adik hamba Yola dan Wulandari”

Baper Episode 51 (14 April 2017)

“Kebersamaan ini indah

Takkan pernah

Kubiarkan bidadariku pergi

Takkan kubiarkan

Bulan purnama terganti

Andai waktu tak tersekat

Kan ku biarkan

Keindahan ini terus terikat” – Roman Picisan

Baper Episode 52 (15 April 2017)

“Laki-laki

Kau diciptakan penuh tenaga

Karna kau harus berkorban

Untuk keluarga

Bukan menyiksa jiwa dan raga” – Karin

“Pak..

Walaupun kata-katamu kasar

Ku tau kau berhati besar

Pak..

Aku janji padamu

Peluh keringatmu

Akan ku balas dengan semangatku

Air matamu

Akan kubayar dengan prestasiku

Tak berani ku janjikan gunung padamu

Tapi ku pastikan, ku takkan buatmu malu” – Roman Picisan

Baper Episode 53 (16 April 2017)

“Tentang rasaku yang sederhana

Hanya ingin tak berpisah lagi

Tapi kenapa..

Awan mendung menghiasi indahnya langit

Kenapa..

Mentari menarik diri beri hangatnya lagi

Kenapa semesta

Selalu mencari celah untuk menghalangi” – Roman Picisan

“Keselamatnmu..

kini menjadi tugasku

Menjagamu..

Sama seperti menjaga hidupku

Inilah janji hati

Yang akan selalu kutepati

Hidup pun akan ku beri

Asal Wulandari

Tak tersakiti” – Roman Picisan

Baper Episode 54 (17 April 2017)

“Ketika romansa..

Menjadi sebuah rahasia..

Bersembunyi menjadi pilihan bersama..

Berikan kami sedikit waktu lagi..

Jika tiba saatnya nanti..

Mereka akan mengerti..

Bahwa cinta kami..

Sepadan..

Dengan semua pengorbanan ini..” – Roman Picisan

Baper Episode 55 (18 April 2017)

“Guruku, saat aku baru mengenal aksara..

kaupun ajari aku menghitung angka..

Saat aku baru mengerti bahasa

Kaupun ajari aku tentang logika

Guru, kaulah pahlawan dalam kepintaranku,

Kaulah pembimbing sukses masa depanku,

Terima kasih guru atas ilmu yang berguna untukku” – Roman Picisan

“Aku memang cinta..

Tapi ku tak perlu meratap saat rindu meluap

Dan kutambah bedak pada hiasan wajahmu

Agar wajahmu terlihat lebih manis

Akan kuwarnai mukamu dengan lipstik

Agar bibirmu merah merona..” – Wulandari

“Saat hujan telah selesaikan tugasnya,

Senja datang penuh dengan pesona,

Langitpun kirimkan indahnya pelangi,

Mengantar wangi sejuta peri..

Meskipun disana ada kilau para putri,

tapi bagiku..

Hanya satu yang pantas jadi bidadari..

Wulandari, yang takkan bisa buatku pergi” – Roman Picisan

Baper Episode 56 (19 April 2017)

“Orang bijak bilang..

Bermimpilah yang tinggi..

Tapi jangan lupa berjuang..

Agar kau bisa menggapai sang mimpi..

Aku..

Pernah bermimpi menggapai bidadari..

Dan hari ini..

Aku tertawa bersama bidadariku..

Wulandari..” – Roman Picisan

“Rasa apakah ini..

Pisau tak menyakiti kulitku..

Tapi ku merasa perih..

Api tak melukai tubuhku..

Tapi panas membara menyelimuti..

Mungkinkah ini cinta..?

Pada dia..

Yang sudah ada yang punya..”- Karin

Baper Episode 57 (20 April 2017)

“Kau dan aku menyusuri jalan berliku..

Kerikil tajam sakiti kedua kaki ku..

Angin dingin menusuk tubuhmu..

Akankah kita berhenti sampai disini..

Ataukah kita saling melengkapi..

Dimana aku ciptakan kehangatan api..”

Dan kau menyemat kain menjadi alas kaki..” – Roman Picisan

“Aku berbuat baik..

Tapi mereka menghakimi..

Aku sadar ini adalah ketentuan Tuhan..

Yang sedang mengajarkanku keikhlasan..

Ya Allah..

Jika ini memang ujian darimu

Kuatkanlah aku

Jangan biarkan imanku jauh..

Hanya karena setitik pedih darimu” – Roman Picisan

“Aku takut menyayangimu

Tapi aku sayang

Aku takut jatuh cinta padamu

Tapi aku makin cinta

Kini ku takut kehilanganmu

Tapi kau tak hilang

Terima kasih bidadari

Terima kasih wulandari” – Roman Picisan

Baper Episode 58 (21 April 2017)

“Ku pijak tanah ternyata duri..

Saat ku rasakan ujian ilahi..

Namun ku lihat senyum sang putri disana..

Begitu penuh pesona..

Menarik luka yang ku rasa..

Tuhan..

Biarlah ku tanggung semua beban dan derita..

Asal tetap ku lihat senyuman bidadariku disana..” – Roman Picisan

“Keindahan ini sedang indah-indahnya

Membuatku bertanya-tanya..

Apakah ini nyata..

Atau hanya halusinasi mata..

Yang ku mampu lakukan hanya berdo’a..

Agar Tuhan..

Selalu menjaga aku dan rasa..

Kamu dan cinta..

Menjaga romansa..

Milik kita..” – Roman Picisan

Baper Episode 59 (23 April 2017)

“Saat aku jatuh terpuruk tak berdaya

Persahabatanku ku agungkan di nadiku

Tekadku ada di pundak mereka

Harapanku kokoh

Dalam genggaman mereka

Keharuan mana yang bisa ku dustakan

Melihat ketulusan yang tak terbantahkan

Semangat mereka begitu membara

Mencari keadilan yang tak bermuara” – Roman Picisan

“Dulu..

Waktu kau anggap musuh

Karna berputar teramat lambat

Namun sejak mengenalmu

Waktu berputar kian cepat

Bagai melayang

Seperti hatiku yang bahagia

Hingga ku merasa seakan terbang”- Roman Picisan

“Ini tentang aku yang berusaha bertahan

Saat kabar itu menghujam kepastian

Apa yang harus aku lakukan?

Saat bidadariku terbang dengan seseorang

Tapi tidak,

Peri cintaku tak mungkin hilang

Karena wanginya kan slalu ku pegang

Tak peduli langit berguncang

Wulandari..

Ku mohon padamu

Jangan buatku merasa terbuang” – Roman Picisan

Baper Episode 60 (24 April 2017)

“Tuhan..

Pedih ini mengoyak hati

Karena kurobohkan kebanggaan bapak

Menjadi luluh lantak

Bulan purnamaku pun

Di balik awan tak nampak

Tuhan..

Teguhkan hati ini

Agar ku raih lagi senyuman

Di wajah bapakku

Dan tetap jalani romansa

Dengan bidadariku” – Roman Picisan

“Ini benar nyata bagiku

Saat sendu tak lagi berlabu

Saat awan tak lagi kelabu

Saat haru menyeruak di kalbu

Tuhan..

Tak sedikitpun ingin ku berpaling

Dari duka yang kian hebat

Yakinku tetap tak tertanding

Pertolonganmu tak pernah datang terlambat” – Roman Picisan

Baper Episode 61 (25 April 2017)

“Ku pikir..

Bahagia sudah ku raih..

Tapi ku jatuh lagi karena ketidakpastian..

Tuhan..

Jangan biarkan debu halangi langkahku..

Jangan biarkan angin bawa mimpiku..

Biarkan aku rengkuh banggaku..

Agar mamak dan bapak tersenyum haru..” – Roman Picisan

“Pak..

Kau setangguh beruang..

Sekeras batu karang..

Kau sering buatku takut..

Kau buat hatiku ciut..

Tapi..

Hari ini ku lihat air matamu..

Kau hadirkan kata maafmu..

Sekejap kau telah menyatukan retak..

Menyiram hati yang luluh lantak..” – Roman Picisan

Baper Episode 62 (26 April 2017)

“Saat ku buat orang tuaku bangga..

Tapi nyatanya..

Separuh rasaku tersiksa..

Saat kulihat bidadariku terluka..

Wahai bulan purnama

Janganlah berurai air mata

Jangan biarkan pesona senyumu tiada

Karena kau buatku tak berdaya” – Roman Picisan

“Mak..

Kau peri dunia terindah

Cintamu tercurah..

Kasih sayangmu melimpah..

Pak..

Kau satria berkuda paling sakti..

Pengorbananmu terperi

Seluruh tenaga kau beri

Demi cemerlangnya masa depanku nanti

Terima kasih mak..

Terima kasih pak..” – Roman Picisan

Baper Episode 63 (27 April 2017)

“Wahai bidadariku..

Niat menyakitimu tak pernah tersirat..

Salah paham pun tak pernah ingin ku ikat..

Terimalah maaf yang tulus ku semat..

Dari hati yang kini tengah bermunajat..

Duhai bulan purnama..

Jangan biarkan ikrar cinta kita rusak..

Karena ego yang kian sesak..

Lepaskan prasangka yang merangkul sedihmu..

Karena sedihmu..

Mengoyak jiwaku..” – Roman Picisan

“Ya Allah..Terima kasih

Atas berkah dan nikmat

yang sudah kau berikan pada kami

Jangan jadikan kami orang-orang yang sombong

Karena semua kemurahan yang kau berikan itu Ya Allah..

Tapi jadikanlah kami orang-orang yang selalu bersyukur kepadaMu

Jagalah kami Ya Allah.

Agar selalu berada di jalan yang kau Ridhoi

Terutama anak kami Roman

Lindungilah selalu dia Ya Allah

Bimbinglah langkahnya dalam mencapai cita-citanya

Jauhkan dia dari segala mara bahaya

Dan sucikanlah hatinya

Agar dia selalu menjadi orang yang takut akan engkau Ya Allah..

Terima kasih Ya Allah..” – Bapak

“Bidadariku kini tersenyum lagi

Bulan purnamaku kini merona kembali

Andai ku punya kuasa waktu

Akan ku biarkan waktu menjadi beku

Wahai bidadari berwajah jelita

Tetaplah kau tebar wangi cinta

Jangan biarkan malammu pergi

Karena pesona bulan purnamamu

Akan selalu ku nikmati” – Roman Picisan


Baper Episode 64 (28 April 2017)

“Ini cerita kita..

Tentang rasa yang sederhana..

Romansa yang inginkan bahagia..

Namun..

harus terbentur nestapa..

Mungkin..

kita memang harus berpeluh..

Namun ku harap kau tak mengeluh..

Agar cinta ini tetap mulia..

Dan kantungi restu..

dari mereka..

yang kita cinta..” – Roman Picisan

Baper Episode 66 (30 April 2017)

“Aku dan kamu ada di titik beda yang nyata

Tapi aku tau..

Kita bisa menyatukan rasa bersama..

Biarlah perbedaan itu ada..

Agar kita selalu bicara..

Bercerminlah pada pelangi..

Meskipun banyak warna tapi selalu bersama” – Roman Picisan

“Jangan tanya kenapa kami bersembunyi..

Kami pun tak ingin begini..

Jangan mencemooh kenapa kami berlari..

Sebenarnya kami ingin tampilkan diri..

Kami terpaksa..

Kami pun terluka..

Tapi kami tak lupa berdo’a..

Agar hubungan ini bisa nyata..” – Roman Picisan

“Bulan purnama..

Janganlah wajahmu muram..

Jangan biarkan sinarmu jadi temaram..

Kupastikan padamu aku baik-baik saja..

Luka ini bukanlah derita..

Karena nestapaku hanyalah satu kata..

Kehilanganmu” – Roman Picisan

Baper Episode 67 (1 Mei 2017)

“Tuhan izinkan ku berteriak..

Karena kau berikanku keberhasilan mutlak.

Bulan purnama, terimalah kemenanganku..

Yang ku persembahkan hanya untukmu..

Ku percaya ini bukan hebatku..

Tapi karena pertolongan dari Tuhanku..

Tuhan kita..” – Roman Picisan

Baper Episode 68 (2 Mei 2017)

“Apa yang sudah kukatakan?

Dengan pongah aku bicara kejujuran..

Padahal aku menyimpan kebohongan..

Sembunyikan romansa dengan bidadariku..

Biarkan purnamaku tertutup awan..

Karena mengakuinya mengundang amarah,

Menghujamkan luka, di hati orang-orang

Yang kami cinta..” – Roman Picisan

“Apa salahku?

Kenapa kebersamaan kami selalu diganggu..

Kenapa masalah datang

Mencuri kebersamaan dalam waktu..

Jangan pergi bidadariku

Jangan biarkan ku sendiri tersedu..” – Roman Picisan

“Pak, harusnya kau kukagumi..

Sepatutnya kau kuidolakan..

Tapi justru kau hujani kami dengan pukulan..

Kau rampas senyum menjadi tangisan..

Pak, kau imam dalam rumah tangga..

Tapi kenapa kau harus membuat kami

Tak berdaya..” – Karin

Baper Episode 69 (3 Mei 2017)

“Yang ku tahu aku cinta..

Tapi kau anggap teman saja..

Yang ku rasa ada getar jiwa..

Tapi kenapa kau tak merasa..

Haruskah aku teriakan rasa..

Ataukah..

Aku harus memendam selamanya..” – Karin

“Jangan minta ku ikat hatimu dengan benda

Karena ku ingin mengikatnya dengan cinta

Cincin itu memang menawan

Tapi cintaku lebih mendalam

Akan kuganti hikayat cintaku dengan umpama

Karena cintaku..

Jauh lebih sempurna” – Roman Picisan

“Kami masih disini

Menanti walaupun tak pasti

Harapkan restu orang tua menghampiri

Hilangkan semua keraguan hati

Dukunglah kami wahai semesta

Lindungi perjuangan ini

Sang Maha Pencipta

Agar restu ini nyata

Agar cinta ini dapat terjaga” – Roman Picisan

Baper Episode 71 (5 Mei 2017)

“Badai besar itu datang tanpa ku undang..

Asaku luluh lantak..

Saat kulihat bidadariku marah..

Pondasi cintaku pun runtuh dalam sekejap..

Menyisakan puing penyesalan yang mendalam..

Wahai bidadariku..

Dengarlah harapan dari sisa keyakinanku..

Ku ingin cinta kita sekuat karang..

Jangan biarkan rindu terkikis..

Jangan biarkan harapan kita menipis..” – Roman Picisan

“Aku benci dengan nada tunggu di hp ku..

Membiarkanku dalam ketidakpastian..

Merebakkan kepedihan tanpa kepedulian..

Bidadariku..

Jawablah panggilanku..

Jangan menggantungku untuk mendengar suaramu..

Ku rindu dengar kau sebut namaku..

Ku nestapa tak mendengar tawamu..” – Roman Picisan

Baper Episode 72 (8 Mei 2017)

“Bulan purnamaku yang cantik

Kenapa kau buatku tak berkutik

Bidadari yang ku puja

Kapan kau berikan maaf yang tenangkan jiwa

Jangan pernah kau berpikir

Aku akan menyerah

Karena aku..

Tidak pernah kenal lelah

Untuk kembali menggapaimu

Untuk cairkan beku hatimu” – Roman Picisan

“Rasa apakah ini

Perih mengiris hatiku

Sakitnya menghujam jantungku

Wahai bidadari pemikat jiwaku

Tak pernah kusangka

Begitu besar artimu

Tak pernah ku mengira

Diammu..

Merampas bahagiaku..” – Roman Picisan

“Sudah ku ucapkan maaf

Tapi hatimu tetap keras

Sudah kukatakan cinta

Tapi kau tak peduli juga

Apalagi..

Yang harus kulakukan wahai bidadari..

Masih adakah peduli untukku

Di hati..

Atau sudah kau sapu bersih..

Dengan benci..” – Roman Picisan

“Ku ingin jadi alasan dibalik tawamu

Bukan menjadi debu yang merebakkan air matamu

Bidadariku..

Berikanlah sedikit waktu

Akan kubuktikan padamu

Rasaku tak pernah ingin menipu

Ku mohon bertahanlah..

Jangan buat asaku menjadi patah” – Roman Picisan

Baper Episode 73 (9 Mei 2017)

“Kau ada di dekatku..

Bahkan ku dapat memelukmu..

Tapi jiwamu tak ku rasakan..

Hatimu juga tak ku dapatkan..

Dingin..

Tatapanmu pun membeku..

Perih ku rasa saat kau menolakku..

Bidadari..

Kapankah ini akan berakhir..

Akankah es kebencian di hatimu mencair..” – Roman Picisan

“Wulandari..

Saat ku miliki dirimu..

Ku paham arti kata abadi..

Karena kau..

Telah terpaku di hati..

Karena kau..

Selamanya tak akan terganti..

Menjagamu adalah janjiku..

Melihat air matamu..

Adalah deritaku..

Karena harapanku cuma satu..

Bahagiakanmu..

Buatmu tersenyum selalu..” – Roman Picisan

Baper Episode 75 (11 Mei 2017)

“Kuterbaring tanpa daya..

Tak mampu menyapa..

kehilangan hak untuk berkata-kata..

Namun kumohon

Hapuslah air mata

Jangan menangis,

Ataupun bernestapa..

Karena aku,

Takkan menyerah bergitu saja..” – Roman Picisan

“Mataku tertutup

Namun jantungku tetap berdegup

Wulandari..

Kumohon jangan berpikir tuk pergi

Bidadariku

Jangan buat aku gugup

Karena kehilanganmu..

Aku tak sanggup” – Roman Picisan

Baper Episode 76 (12 Mei 2017)

“Beruntungnya wanita itu

Yang selalu dapatkan hatimu

Sedangkan aku..

Hanya bisa memandangimu

Mati-matian kuhancurkan iri

Karena ku tak mau

Cerita ini mendengki” – Karin

Baper Episode 77 (13 Mei 2017)

“Luka ini sakit mengiris

Namun hatiku lebih menangis

Kenapa masih tiada kata terucap

Apakah rasamu telah menguap

Apakah bencimu tak terobati

Apakah pengorbanan ini tak cukup berarti” – Roman Picisan

“Hai bulan purnama yang sedang tenggelam

Ingatkah kau hari ini tanggal enam

Sudah sebulan kita menjalani romansa

Menumbuhkan cinta

Ku ingin kau selalu percaya

Bahwa ku tak ingin menabur luka membuatmu kecewa

Tetaplah menjadi bidadari, yang selalu dapat ku genggam

Yang selalu dapat ku saksikan senyumnya

Yang selalu dapat ku cinta” – Roman Picisan

Baper Episode 78 (15 Mei 2017)

“Kupikir tanggal enam

Adalah tanggal yang indah

Tanggal bersejarah

Namun kini..

Tanggal enam membuat hatiku berdarah

Kenapa permintaanmu begitu sulit

Kenapa disaat

Hatiku sudah kau lilit..

Tak bisakah

Kau biarkan aku kembali

Tak mampukah kita rajut

Kebersamaan ini lagi” – Roman Picisan

“Walau memilikimu hanyalah angan..

Tapi kau ukir wajahku dengan senyuman..

Hatimu memang miliknya,

Tapi ada di dekatmu saja aku bahagia..

Tak peduli hanya kau anggap teman..

Yang penting..

Ku merasa nyaman..” – Karin

“Hari terasa lambat merangkak,

Bahkan jam dinding

Seakan tak bergerak

Alasannya hanya satu

Karna kujalani semua

Tanpa hadirmu

Jangan sembunyi bulan purnama

Ku haus cahayamu sirami raga

Jangan pergi wahai bidadari

Rasaku layu

Jika senyummu tak menghiasi” – Roman Picisan

Baper Episode 79 (16 Mei 2017)

“Rasaku menggelepar

Saat pipi ini kau tampar

Romansaku berduka

Saat kau pergi dengan dia

Kenapa kau suruh aku pergi

Padahal kau tempatku untuk kembali

Kemana lagi cintaku harus berpijak

Kalau kau pergi..

Tanpa menginggalkan jejak” – Roman Picisan

Baper Episode 80 (17 mei 2017)

“Walaupun rasamu telah musnah

Bagiku..

Rasa ini tetap yang terindah..

Wahai purnamaku yang jelita..

Lupakah engkau janji kita..

Yang terangkai saat indahnya senja..

Ku mohon..

Tetaplah cahayamu terjaga..

Agar aku..

Tak akan kehilangan cinta kita..” – Roman Picisan

“Cinta ini buatku jadi penakut

Aku takut terbang ke langit

Jika nanti dihempaskan tanpa pamit

Aku takut berangan

Jika nanti di buang tanpa kenangan

Kau terlalu hebat untuk ku dapat

Kau terlalu sempurna untuk ku cinta

Sementara aku

Hanya seorang wanita biasa” – Karin

Baper Episode 81 (18 Mei 2017)

“Ada apa dengan rasaku..

Apakah cintaku mengaku kalah..

Apakah sang pujangga telah menyerah..

Aku tetap tak tau..

Yang ku tau aku merasa khawatir..

Karena slalu ku saksikan air matamu saat ku hadir..

Hari ini..

Ku putuskan untuk menyingkir..

Agar senyum di wajahmu kembali terukir..” – Roman Picisan

Baper Episode 82 (19 Mei 2017)

“Kamu..

Adalah keindahan favorit ku

Mataku selalu tertuju padamu

Menghindarimu..

Sungguh aku tak mau

Tapi ku paksa raga ini untuk setuju

Walaupun rasaku menangis pilu” – Roman Picisan

“Cinta ini di injak-injak..

Oleh mereka yang congkak dan tak bijak..

Ku sadar badai ini terlalu hebat..

Hingga pertahanan cintaku hampir karam..

Tapi aku coba ..

Kalau cinta kami sempurna..

Kami pasti mampu bertahan..

Cinta kami takkan tenggelam..” – Roman Picisan

Baper Episode 83 (20 Mei 2017)

“Sesaat kemarin

Ku kehilangan pesonamu..

Tapi kini

Ku bisa rasakan kehangatanmu..

Kumohon..

Jangan pernah kau membisu lagi..

Jangan berpikir untuk lari lagi..

Karena diammu, memadamkan senyumku..

Pergimu..

Membutakan arah langkahku..

Tetaplah kau di sampingku..

Karena kita..

Adalah dua jiwa..

Yang menjadi satu..” – Roman Picisan

“Romansa ku bernyanyi penuh nada..

Rasaku menari luapkan bahagia..

Tak pernah ku sangka bercanda denganmu

Menjadi begitu berharga..

Hari-hari bersamamu tak pernah ingin kulupa

Tuhan..

Jagalah kemesraan ini..

Biarkan restu semesta

Iringi langkah kami..” – Roman Picisan

Baper Episode 84 (22 MEi 2017)

“Di kala senyummu..

Mampu menepis sunyiku..

Percayalah..

Sejak saat itu..

Tangis pun ku sebut tawa..

Dan jangan pernah sekali-kali

kau bertanya kepadaku..

Mengapa aku mencintaimu..

Karena Hawa tak pernah bertanya kepada Adam

Mengapa ia di ciptakan..” – Samuel

Baper Episode 85 (23 Mei 2017)

“Memag hanya selembar kertas..

Tapi membuat jantungku berdebar keras..

Surat itu buatku khawatir..

Akan membuat hubungan ini berakhir..

Ku mohon bidadariku..

Jangan pernah kau berikan jarak untukku..

Karena ku sadar..

Ku tak mungkin bisa jauh..

Meskipun dari bayanganmu..” – Roman Picisan

“Cintaku padamu adalah pasti..

Jangan kau tuntut pengorbanan..

Karena jiwapun rela ku berikan..

Jangan kau iju kesetiaanku..

Karena berpalingpun aku tak mampu..

Jarak bisa pisahkan kita..

Tapi waktu akan persatukan kita selamanya..” – Roman Picisan

Arbani Yasiz

– as –

Roman Picisan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *