Inspirasi – Minggu lalu, ketika atasan sobat meminta pandangan sobat untuk suatu hal, sobat mengatakan tidak memiliki ide. Namun sebenarnya di dalam otak sobat penuh dengan ide-ide yang siap untuk dikeluarkan. Ketika atasan sobat akhirnya memutuskan untuk menjalankan ide rekan kerja sobat , sobat menyesal dan berharap sobat mengatakan ide-ide sobat tersebut kepada atasan sobat.
Kemarin, tetangga sobat melampiaskan frustrasinya kepada sobat tentang anak remajanya yang pulang larut malam. sobat kemudian mendatangi anaknya dan menasihatinya, mengatakan apa yang ibunya keluhkan pada sobat . Sekarang, tetangga sobat marah pada sobat karena mencampuri urusannya, dan sobat berharap seharusnya sobat tetap diam saja.
Ya, memang menjadi sesuatu yang sulit untuk mengetahui kapan kita harus berbicara dan kapan harus diam. Kesadaran diri, cara pandang dan empati adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat.
Kapan Harus Diam dan Kapan Harus Berbicara
Sobat tidak punya bahan untuk dikatakan? ya tidak masalah, santai aja!
Menurut saya, kadang-kadang orang berbicara hanya karena ada keheningan. Hal ini menyebabkan obrolan menjadi tak ada artinya. Jika sobat berbicara semata-mata karena ingin memecah keheningan, sobat berarti tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan yaudah gak perlu dipaksakan.
Jangan menganggap ada sesuatu yang salah karena seseorang tidak berbicara, karena mungkin mereka tidak punya sesuatu untuk dikatakan. Berbicara dengan spontan, ini adalah kunci untuk mencapai kejujuran dan fokus.
Sobat perlu waktu untuk memperkuat reaksi sobat. Dalam situasi yang sarat dengan muatan emosional, seperti berdebat atau berargumen dengan pasangan atau teman, selalu ada resiko sobat menanggapi dengan cara yang menyakitkan atau agresif.
Bener gak?
Untuk mendapatkan perspektif tentang suatu masalah, sobat mungkin perlu melangkah mundur dan mengamati segala situasi. Hal ini memungkinkan sobat untuk mendengarkan intuisi sobat dan secara logis menguraikan apa yang sebenarnya terjadi.
Memang lebih baik untuk tidak mengatakan apa-apa. Hindari mengungkapkan pikiran dan perasaan yang kurang relevan. Misalnya, tidak perlu untuk memberitahu sahabat sobat bahwa istri/suaminya tidak menarik dan ia bisa mendapatkan yang lebih baik. Aturan ini juga berlaku ketika seseorang mempercayakan sobat dengan informasi pribadi. Jika sobat membocorkan apa yang menjadi rahasianya, mereka sulit untuk mempercayai sobat lagi.
Sobat tidak memiliki pendengar yang terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran, dan anjuran orang lain. Tidak ada gunanya berbicara jika orang lain tidak mendengarkan sobat , karena pesan apapun yang coba sobat sampaikan tidak akan didengarnya.
Berbicara Ketika:
Sobat ingin membiarkan perasaan sobat diketahui. Untuk menjaga situasi tetap damai, beberapa orang memendam emosi yang harusnya diungkapkan (termasuk saya). Namun sebenarnya hal ini justru dapat menjadi bumerang yang jauh lebih berbahaya, karena emosi yang terpendam suatu saat dapat menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.
Jadi misalnya ketika pasangan sobat membuat masakan yang kurang enak, sobat harus berani memberitahu perasaan sobat supaya menjadi perhatian buat dia. Lagipula memendam perasaan itu hanya akan membuat buruk hubungan sobat kelak.
Sobat memiliki kekuatan untuk mengubah sesuatu. Jika kata-kata sobat dapat mengubah situasi menjadi lebih baik, sobat harus mengungkapkannya. Misalnya, jika saudara sobat sedang berada dalam kesedihan dan mengasihani diri sendiri karena ia kehilangan pekerjaannya, sibat mungkin bisa menghiburnya atau menunjukkan kepadanya sisi terang kehidupan untuk mengangkat dia keluar dari zona depresi.
Sebuah kesempatan emas datang menghampiri. Kesempatan yang hilang dapat membuat jengkel, sehingga satu atau beberapa kata dari sobat dapat membuat perbedaan. Misalnya, sobat memiliki perasaan malu untuk berinisiatif menghubungi sahabat sobat yang dahulu pernah bertengkar hebat dengan sobat.
Suatu ketika sobat bertemu tidak sengaja dengannya di suatu acara, tangkap kesempatan tersebut dengan mulai berbicara kepadanya. Kesempatan tidak datang 2 kali, jadi cobalah untuk lebih peka kapan harus berbicara dan kapan harus diam, selamat mencoba.